jama'ah satariyyah wa nufusiyyah bisa menambahkan artikel atau info di email : satariyyahklenteng@gmail.com

Kamis, 28 Juli 2011

SEKILAS TENTANG SPIRITUAL TAREKAT SATARIYYAH WA-NUFUSIYYAH

Oleh :
Isa Al-Anshoriy Nor Muhammad Ar-Rusni Ibnu Matarja Ibnu Abdurrohim Ibnu Nur Khoyzin Umbulsariy Al-Madyuni

Tharekat berasal dari bahasa arab ATTORIQOTU (THOROIQU). Jalan (cara), suatu bimbngan rokhaniyah cara jalan menuju allah untuk mencapai ketaatan dan menjalankan perintah dan menjauhi larangan allah dan Rosulullah. Satariyyah diambil dari nama guru mursyid yang mashur yaitu pendiri thariqoh satariyyah di sebut Abdullah Assatar( w,1429).

Satariyyah dari bahasa arab satoro-yasturu (aling-mengalingi) Assitarou(suturri) (aling-aling). Spiritual yang arahnya untuk menyingkap satir atau hijab ruang yang ada pada hati ,manusia yang  senantiasa menjadi penghalang dalam kita berhubungan dengan  Allah SWT.
“wa kasfil astaari ‘anil quluubi wa khusil ahwaalil qooimati wal mukaa syafaati wal asroori”  .( sarah Al-hikam

Sejarah Singkat Tentang Tarekat Satariyyah Secara Umum

Tarekat Syattariyah adalah aliran tarekat yang pertama kali muncul di India pada abad ke 15. Tarekat ini dinisbahkan kepada tokoh yang mempopulerkan dan berjasa mengembangkannya, Abdullah asy-Syattar.

Awalnya tarekat ini lebih dikenal di Iran dan Transoksania (Asia Tengah) dengan nama Isyqiyah. Sedangkan di wilayah Turki Usmani, tarekat ini disebut Bistamiyah.
Kedua nama ini diturunkan dari nama Abu Yazid al-Isyqi, yang dianggap sebagai tokoh utamanya. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya Tarekat Syattariyah tidak menganggap dirinya sebagai cabang dari persatuan sufi mana pun. Tarekat ini dianggap sebagai suatu tarekat tersendiri yang memiliki karakteristik-karakteristik tersendiri dalam keyakinan dan praktik.

Minggu, 10 Juli 2011

sejarah singkat Sheikh Abdur Rauf Singkel

Inilah ulama besar yang ikut mewarnai sejarah mistik Islam di nusantara. Namanya Sheikh Abdur Rauf Singkel, terkadang ditulis Abdur Al-Ra'uf Al-Sinkili. Mistik Islam itu ia ajarkan melalui Tarekat Syattariyah.

Tarekat Syatariyah sendiri mulai muncul di India pada abad 15. Nama Syattariyah dinisbahkan kepada tokoh yang mempopulerkan dan berjasa mengembangkannya, yaitu Abdullah Al-Syattar.

Tarekat Syattariyah pernah menduduki posisi penting lantaran tarekat ini merupakan salah satu tarekat yang besar pengaruhnya di dunia Islam. Di Indonesia, tarekat ini lalu dikembangkan oleh Sheikh Singkel.

Dilahirkan di Singkel, Aceh, pada 1024 H/1615 M, nenek moyang Sheikh Singkel berasal dari Persia yang datang ke Kesultanan Samudera Pasai pada akhir abad ke-13. Nama Singkel dinisbakah pada daerah kelahirannya itu.

Beberapa literatur menyebutkan, ayah Singkel adalah kakak laki-laki dari Hamzah Al-Fansuri, kendati tidak cukup bukti yang meyakinkan bahwa ia adalah keponakan Al-Fansuri. Nama yang terakhir ini merupakan seorang ulama yang juga filsuf yang terkenal dengan pantheismenya.

Namun, ada pula yang menyatakan bahwa ayah Singkel, yakni Syeikh 'Ali adalah seorang Arab yang telah mengawini wanita setempat dari Fansur (Barus), sebuah kota pelabuhan tua di Sumatera Barat. Keluarga itu lantas menetap di sana

tanggal